JAKARTA, karna.id — Saya bersama teman-teman alumni HMI yang berada pada Kaukus Insan Cita untuk Indonesia tidak punya kepentingan personal selain kepentingan ideologis yaitu mewujudkan Pemilu (Pilpres dan Pileg) yang berkualitas dan berintegritas. Tanpa culas, curang, manipulasi, sogok, intimidasi.
Karena itu tentu akan mencederai demokrasi dan merendahkan martabat rakyat dan negara. Sebab Pemilu adalah sebuah convensi rakyat yang dilaksanakan secara demokratis untuk melahirkan orang yang terbaik menjadi pemimpin. Pemilu yang berintegritas sanggup melahirkan Pemimpin Negara yang memiliki visi besar dan komitment yang kuat kemajuan rakyat dan bangsa, serta legitimit.
Pemilu sebagai momentum politik lima tahunan memiliki tiga fungsi ideologis:
- Dapat memperkokoh konstruksi kebangsaan kita sebagai negara kesatuan RI.
- Pemilu yang sanggup mengeducasi kecerdasan politik anak bangsa.
- Pemilu yang sanggup mengkohesikan kesadaran pluralitas kesebangsaan kita segenap anak bangsa agar sanggup merawat negeri ini sebagai warisan bersama.
Mengingat historis Negeri ini lahir dengan darah mengalir merembas bumi, menjadi zat penyatu bumi nusantara, tulang dan daging para pejuang menjadi landasan yang kokoh menyatukan ikatan ketanah airan kita.
Lalu para intelectual, ilmuan, Ulama, Pemikir, Filosof, dengan visi ideoligi kebangsaan yang kuat mereka mendirikan negeri ini dengan merumuskan landasan ideologis dan merumuskan konstitusi untuk mendirikan negeri merdeka dan berdaulat di atas bumi yang berlandaskan darah, daging dan tulang belulang para pejuang ini.
Mestinya kita sebagai kader dan alumni HMI, generasi yang terdidik dan terpelajar serta memiliki militansi yang teruji dalam Platform Lima Kualitas Insan Cita, pada kita tugas merawat dan mengisi serta memberi dengan energi yang berkualitas ideologis (iman, ilmu, amal) agar negeri ini berdiri tegak, menjadi legecy yg terbaik bagi terwujudnya kehidupan yang berperadaban adil makmur, berkeadilan sosial dan berkeadilan ekonomi.
Dan menurut keyakinan politik objectif kami kualitas dan carakter itu hanya ada pada pasangan figur dan sosok H. Prabowo Subianto dan H. Sandiaga S. Uno
Bukan sebalikknya menjerusmuskan dengan menyerahkan Indonesia pada pemimpin yang lemah espektasi dan terbukti sudah gagal dan minus kualifikasi yang tepat untuk memimpin umat dan bangsa dalam lima tahun kedepan.
MHR. Shikka Songge.
Presidium Kaukus Insan Cita untuk Indonesia, (9/3).
