Beranda Daerah Rangkul UB, Forum Pokdarwis kota Malang Geliatkan Kembali Kampung Tematik

Rangkul UB, Forum Pokdarwis kota Malang Geliatkan Kembali Kampung Tematik

MALANG, karna.id — Wabah Covid-19 yang tengah melanda dunia, termasuk di Indonesia tidak menyurutkan Forum Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kota Malang untuk terus menggeliatkan 20 kampung tematik di Kota Malang sebagai salah satu destinasi wisata andalan di Indonesia.
 
Hari ini Ahad (21/06), Forum Pokdarwis kota Malang menggelar Halal Bi Halal di Pokdarwis Satrio Turonggo Jadi yang berlokasi di jalan Lembang 10, Malang. Tentu saja, mereka tetap menjalankan protokol kesehatan ketat sesuai protap pemerintah.
 
Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang, Isa Wahyudi mengatakan forum ini selain sebagai media silaturahim juga sebagai ajang saling berbagi gagasan untuk pengembangan kampung di saat alam tidak bersahabat (baca: Covid-19).
 
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini, Pokdarwis Satrio Turonggo Jati mengumpulkan kami dari 20 Kampung Tematik. Di sini kita dapat bertukar pikiran agar Pokdarwis yang selama ini berada di masa keterpurukan karena Covid-19 melanda dapat memberikan semangat kita untuk bangkit,” kata Isa Wahyudi.
 
Isa Wahyudi yang merupakan penggagas Kampung Budaya Polowijen mengatakan, pihaknya menggandeng Universitas Brawijaya (UB) untuk bersama-sama memoles kampung-kampung tematik agar lebih bergeliat sebagai destinasi wisata andalan di Bumi Arema itu.

Isa Wahyudi yang akrab disapa Ki Demang menambahkan, insyaallah UB akan merangkul 20 Pokdarwis untuk bersama-sama mengembangkan wisata di kampungnya. Mengenai mekanisme dan prosedurnya akan di tetapkan dalam Memorandum of Understanding (MoU).
 
“Diwacanakan bentuk kerjasama berupa Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk dapat membantu mempromosikan, berbagi ilmu manajemen, sebagai objek penelitian, sehingga dari penelitian tersebut dapat merumuskan potensi apa yang perlu ditampilkan,” ujar Ki Demang.
 
Sementara itu, staf Ahli Wakil Rektor III, Nanang Supriadi mengatakan pihaknya akan menjadi penyambung antara pihak kampus dan kampung tematik.
 
Menurut Nanang, sebenarnya kota Malang memiliki kekayaan yang perlu diangkat. Ada wisata religi, kuliner-kuliner legendaris yang saat ini berimbas akibat Covid-19.
 
“Perlu dipikirkan  lebih lanjut bagaimana pengembangannya,” kata Nanang.
 
Nanang mengusulkan agar 20 kampung tematik menyusun strategi komunikasi digital, seperti membuat channel YouTube, Instagram, sehingga setiap kampung dapat menggali dan mengenalkan keunikan kampung-kampungnya.
 
“Dengan deskripsi berupa audio visual dapat mengenalkan kepada khalayak agar kampung tematik dapat dikenal publik sehingga dapat meningkatkan kunjungan,” imbuhnya.
 
Perwakilan bagian kerja sama UB, Nyoman Suluh Wijaya menyambut baik gagasan untuk memajukan kampung tematik ini.
 
Nyoman mengatakan berdasarkan arahan bapak Rektor, UB akan mengundang pihak Pokdarwis untuk penandatanganan MoU dan pilot project utamanya di bidang pariwisata.
 
“Kita usahakan Minggu ini kita bertemu sekaligus pembicaraan mekanismenya,” ujarnya.
 
Pegiat Kampung Warna Warni, Samsul merespon positif rencana kerja sama dengan UB. Menurutnya, ini bentuk perhatian dari pihak perguruan tinggi yang mendukung pengembangan kampung tematik.
 
Samsul juga menyampaikan uneg-unegnya terkait perlunya regulasi yang jelas dan payung hukum sehingga Pokdarwis selaku pelaku pariwisata yang notabene diakui apa tidak menyumbang nama harum Kota Malang.
 
Namun, sambung Samsul, keberadaananya masih dipandang sebelah mata dan 11 persyaratan yang ditetapkan agar kita dapat membuka kunjungan membutuhkan biaya yang tidak murah.
 
“Kami perlu bantuan corporate social responsibility (CSR) atau pihak UB dapat memfasilitasinya,” harap Samsul.
 
Forkom Pokdarwis kota Malang berharap semoga tawaran kerja sama yang membawa angin segar bagi keberlangsungan Pokdarwis di Kota Malang dapat terimplementasi dengan baik demi mendorong kemajuan pariwisata. ***