Beranda Pendidikan Apa Arti Zona Nyaman alias Comfort Zone?

Apa Arti Zona Nyaman alias Comfort Zone?

Zona Nyaman

karna.id — Pernah dengar istilah “zona nyaman?” Atau pernah dengar ada yang bilang: “kamu harus berani keluar dari zona nyaman dan mencoba tantangan baru.” Apa sesungguhnya arti zona nyaman?

Menurut Alasdair A. K. White, Zona Nyaman adalah sebuah keadaan dimana seseorang merasa terbiasa dan nyaman karena mampu mengontrol lingkungannya. Dalam keadaan ini, orang tersebut jarang merasa gelisah dan jarang mengalami tekanan yang mengakibatkan stress.

Jadi setiap orang pasti punya zona nyaman alias comfort zone-nya masing-masing. Rumah kita adalah zona nyaman kita. Maka ketika kita pertama kali pergi untuk tinggal di tempat lain, seperti kos-kosan waktu sekolah atau kulian, kita merasa tidak nyaman. Lingkungan tempat kita hidup adalah comfort zone kita, maka ketika kita pindah rumah dan bertemu dengan lingkungan baru kita pada awalnya merasa kurang nyaman.

Baca juga: Arti Istiqomah dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Belajar dan Zona Nyaman

Ketika kita belajar atau mencoba sesuatu yang baru kita sering dituntut untuk keluar dari zona nyaman kita. Di waktu bayi kita nyaman digendong kemana-mana tapi kita memilih untuk belajar berjalan walau dengan resiko sering terjatuh. Ketika nyaman dibonceng ketika naik sepeda tapi kita memilih belajar mengendarai sepeda sendiri.

Maka belajar pada dasarnya adalah keluar dari zona nyaman. Atau kalau tidak dikatakan keluar maka disebut memperbesar zona nyaman. Pada awalnya zona nyaman kita adalah rumah, kemudian kita perluas menjadi satu kompleks, kemudian diperluas menjadi satu RW, diperluas lagi menjadi satu desa, dan seterusnya. Semakin banyak belajar seseorang maka semakin besar dan luas zona nyamannya.

Tapi kadang pada suatu titik kita sudah terlalu nyaman dengan apa yang kita lakukan sehingga malas mencoba hal baru. Ketika sudah terbiasa menggunakan windows 7 dan nyaman dengannya kita bisa jadi malas mencoba windows 10.

Baca juga: Arti Man Jadda Wajada dan Penjelasannya

Menurut penelitian mencoba hal baru merangsang otak kita untuk berkembang. Ini pun berlaku untuk hal-hal yang sederhana seperti mencoba jalan baru, makanan yang baru dikenal, permainan yang belum pernah dimainkan, dan lain-lain.

Dan ketika benar-benar terpaku pada kondisi tertentu dan tidak mau mencoba hal yang lain maka kita kehilangan salah satu sisi penting dari kita, yaitu mahluk pembelajar.

Kita sudah merasa tua untuk belajar hal yang baru, atau sudah berasa tua untuk berubah. Segian dari guru maupun dosen kalah dalam mengikuti perkembangan dibanding siswa-siswi mereka karena siswa-siswi selalu mencoba hal baru. Sedangkan para guru dan dosen kurang mau mencoba hal baru lagi dengan alasan sudah bukan waktunya.