Beranda Opini Lumbung Ikan Nasional (LIN) Antara Harapan dan Kenyataan

Lumbung Ikan Nasional (LIN) Antara Harapan dan Kenyataan

Lumbung Ikan Nasional
Lumbung Ikan Nasional

Karna.id — Kunjungan eks Mentri KP Edhy Prabowo tanggal 30 agustus 2020 menjadi lawatan terakhir di Maluku sebelum di tangkap oleh lembaga Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) tepat pada tanggal 25 November 2020. Penangkapan Edhy Prabowo pada kasus suap ekspor benih lobster menjadi pukulan telak bagi seluruh insan perikanan, terkhusunya di daerah Maluku. Komitmen untuk merealisasikan janji pemerintah pusat kepada masyarakat Maluku, melalui program Lumbung Ikan Nasional (LIN) menjadi pertanyaan besar. Apakah LIN akan menjadi Kenyataan ? ataukah Hanya menjadi Harapan ?

Dalam tulisan pertama saya mengenai “ LIN dan Kemiskinan Masyarakat Pesisir Maluku’, mencoba memberikan gambaran berkaitan dengan dengan kondisi kemiskinan masyarakat pesisir Maluku yang terus hidup dalam pusaran kemiskinan, sehingga dengan adanya LIN dapat mejadi solusi atau jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan yang ada. Berangkat dari narasi di muka, sehinga tulisan kedua ini saya buat.

 Mari kita lihat secara bersama alur penetapa LIN Maluku, tahun 2010 Susilo Bambang Yudhoyono selaku presiden di waktu itu, pernah menyampaikan bahwa provinsi Maluku yang di tetapkan sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN), dimana penyampaian tersebut di dasarkan  pada kekayaan sumber daya laut dan lokasi geografi yang sangat strategis dimana terletak antara dua samudra, yakni Hindia dan Pasifik. Lanjut, di tahun 2014 mentri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti menjanjikan akan menguncurkan dana untuk pembangunan LIN di Maluku di mana peryataan tersebut di sampaikan di depan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) pada rapat paripurna.

Dengan tujuan dana sebagai bagian dari rencana pembangunan industri perikanan di Maluku. Namun sampai kepemimpinan Mentri Susi selesai hal tersebut tidak realisasikan. Hal berlanjut pada eks mentri KP Edhy Prabowo di mana kunjungan kerja yang di lakukan di Maluku saat itu juga menyampaikan komitmennya untuk merealisasikan program LIN yang belum tuntas. Namun apalah daya janji hanya tingga janji, kader parta gerindra tersebut di tangkap karena kasus suap yang mengakibatkan dirinya mengundurkan diri. Penangkapan dan pengunduran Edhy Prabowo menjadi pertanyaan besar, mengenai janji-janji yang sudah di sampaikan kepada rakyat Maluku.

NASIB LIN AKANKAH MENJADI KENYATAAN ATAU HARAPAN ?

Rentetan alur LIN di atas banyak memberikan gambaran, bagaimana ketidakkonsistenan pemerintah dalam mengawal LIN sebagai program prioritas pembangunan Maluku. Hal ini, menimbulkan pesimisme di kalangan insan perikanan Maluku, terkhususnya saya secara pribadi. Namun, pesimisme di atas akan terbayarkan dengan kerja kolektif collegial dari seluruh insan perikanan Maluku dan stakholders yang ada untuk merealisasikan secara bersama program LIN.

 Boleh di katakan bahwa, LIN telah di tetapkan dalam RJPMN sehingga perlu di lakukan pengawalan dalam upaya pengimplemtasian sesuai dengan arah yang sudah ada. Senada, sesuai dengan kenyataan yang ada anggaran LIN telah di sahkan dengan nominal sebesar 1,5 T menjadi angin segar bagi rakyat Maluku. Penggunaan dana tersebut di tujukan untuk pembangunan sentra industri perikanan terpadu bertaraf internasional dan Pengelolaan WPP 715 meliputi Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram dan Teluk Berau.

Dengan demikian, maka perlu kesiapan secara komperhensif oleh seluruh elemen yang ada di maluku. Insan-insan perikanan Maluku perlu mendorong pemerintah daerah untuk sigap dan siap dalam menyiapkan RAB (Rencana Anggara Biaya), Actin  Plan dan Master Plan LIN. Di lain sisi upaya sosialisasi kepada public Maluku berkaitan dengan program LIN harus di lakukan secara massif. Sehingga informasi berkaitan dengan LIN tidak hanya di ketahui oleh beberapa masyarakat atau kelompok tertentu saja, maka perlu penyatuan persepsi dan gerakan dari seluruh insan perikanan yang ada di maluku. Karena harus di pahami bahwa LIN adalah milik kita sebagai masyarakat Maluku bukan miliki beberapa orang atau beberapa kelompok tertentu.

Yakin dan percaya, dengan kerja bersama dari seluruh insan perikanan dan masyarakat Maluku serta di dukung oleh pemerintah daerah dan pusat, maka program Lumbung Ikan Nasional (LIN) akan menjadi kenyataan.

Oleh, Jan Tuheteru (Mahasiswa Perikanan UMM)